UNGKAPAN Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi) mengenani perang demokrasi dan perayaan demokrasi mendapat tanggapan pedas dari Rocky Gerung.
Rocky Gerung menganggap logika Presiden Jokowi salah ketika menyandingkan perang demokrasi dan perayaan demokrasi.
Presiden Jokowi mengemukakan itu di sebuah acara yang berlangsung di Kemayoran, lima hari yang lalu.
Saat itu Presiden Jokowi mengemukakan Pemilu bukan sebuah perang demokrasi tapi perayaan demokrasi. Sebagai sebuah perayaan maka Pemilu harus disambut secara sukaria, gembira dan riang.
"Yang kita lakukan bukan perang demokrasi, melainkan perayaan demokrasi, perayaan pesta demokrasi. Perayaan yang diadu adalah gagasan, adu program, adu ide, adu rekam jejak, adu prestasi," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PG ke 54 di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta Utara, Minggu (21/10).
Ia menjelaskan perayaan demokrasi bukan diisi dengan fitnah, saling cela, nyinyir dan adu berita bohong atau hoax. Cara-cara seperti itu bukan sebuah perayaan tapi memecah-belah bangsa.
"Perayaan hendaknya diisi adu gagasan, ide, prestasi. Kita harus akhir politik kebohongan," tegas Calon Presiden (Capres) nomor urus satu ini yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.
Jokowi hadir di HUT PG didampingi Menko Polhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Desa Eko Putro Sandjojo, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Tampak hadir mantan Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Jokowi dan Mauruf Amin yaitu Erick Tohir.
Dari pimpinan partai politik, tampak hadir Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo,Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKPI, Diaz Hendropriyono, Sekjen PPP, Arsul Sani dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni.
Dari unsur pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PG, selain Ketua Umum Airlangga Hartarto, tampak pula Ketua DPR yang juga kader Golkar Bambang Soesatyo, Bendahara Umum Robert J Kardinal, Ketua Fraksi PG di DPR Melkias Marcus Mekeng, Ketua Banggar DPR yang juga kader Golkar Azis Syamsuddin, dan sejumlah anggota DPR lainnya dari Fraksi PG.
Sementara dari unsur senior PG, tampak hadir Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Akbar Tanjung dan Ketua Dewan Pakar Agung Laksono.
Logika Keliru
Rocky Gerung kemudian menganggap ungkapan Presiden Jokowi sebagai sebuah kekeliruan.
Rocky Gerung menyampaikan itu saat hadir di acara stasiun televisi CNN Indonesia yang diposting pula di akun youtube CNN Indonesia dengan judul 'Debat Rocky Gerung vs Budiman Sudjatmiko Bicara Politik Bohong di Ruang Publik'.
Rocky Gerung mulai menyampaikan hal itu dengan sebuah pandangan bahwa kecerdasan Presiden Jokowi tidak genuine atau asli. Rocky Gerung memvonis kecerdasan Presiden Jokowi tidak genuine atau asli salah satunya karena ucapan perang demokrasi dan perayaan demokrasi.
"Saya lihat kecerdasan presiden itu tidak genuine. Karena di dalam teks saya perhatikan presiden billang begini,'ini politik bukan perang demokrasi, tapi perayaan demokrasi'. Itu dua kualitas kalimat, mana ada perang demokrasi. Perang demokrasi itu dengan sendirinya ya pemilu tuh," ujar Rocky Gerung. Rocky Gerung menyampaikan bahwa secara logika apabila yang kemudian diutarakan bukan pemilu tetapi perayaan,maka pemilu juga perayaan.
"Jadi kalo logika yang dipake ini bukan pemilu, tetapi perayaan. Nah pemilu juga perayaan," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung kemudian mengulangi penjelasaannya agar semakin jelas.
"Presiden bilang begini ya, kita ada di dalam tahun politik, tapi bukan untuk perang demokrasi,melainakn perayaan demokrasi. Sekarang saya terangin, perang demokrasi itu artinya pemilu. perayaan demokrasi artinya pemilu, jadi pemilu dengan pemilu," ujar Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung disitulah logika Presiden Jokowi salah dalam menyandingkan perang demokrasi dan perayaan demokrasi. "Logika presiden keliru, karena yang kasih ide juga tolol," kata Rocky Gerung. "Logics di belakang itu keliru, menyamakan demokrasi sebagai perang, lalu dilanjutkan dengan menyebut demokrasi adalah perayaan. Padahal dua-duanya sama, perang demokrasi itu perayaan juga. Institusinya namanya pemilu. Ya logikanya salah, kacau gitu," ujar Rocky Gerung.
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko, membantah vonis Rocky Gerung terkait kekeliruan Presiden Jokowi menyandingkan perang demokrasi dan perayaan demokrasi.
"Nggak begtiu, perang demokrasi adalah demokrasi dilakukan sebagai perang. Ketika anda mengatakan perang demokrasi menurut Pak Jokowi adalah ketika kamu membunuh lawanmu sampai pada tingkatan menyerang pribadi," ujar Budiman Sudjatmiko yang di acara CNN Indonesia memilih berkapasitas sebagai Ketua Umum Inovator 4.0.
Mari kita simak video selengkapnya :
ARTIKEL HPK